Senin, 09 Maret 2009

hasil renungan sejenak-sejenak-sejenak (rewrote, lebih ruwet, lebih berbobot)

akhirnya,

setelah sekian lama diniatkan dan (bukan sembarang) ditunda.

akhirnya (saya ulangi), hasil kerja sebentar-sebentar otak saya mampir di blog saya.
sebentar-sebentar yang maksudnya berkuantitas,
karena hampir 2 taun setiap kali saya merenung sebentar, isinya selalu tentang ini
tentang kehidupan.
kehidupan saya yang direnungkan sejenak tapi banyak
dengan renungan yang meng-compile memori saya dari track 0 sampai 18
dan mengasah kemampuan analisa saya.

yang di akhir renungan-renungan tersebut saya berkesimpulan bahwa kehidupan adalah pilihan serta rangkaian konsekuensinya
dan berpendapat bahwa kehidupan itu tanpa benar dan salah,
karena baik dan buruk hanya nilai yang relatif dan serba tergantung

penjelasannya,
selama hidup ini, sodara-sodara,
kita tak hanya menjalani list of consequences yang ter-update setiap detiknya,
melainkan juga sambil melakukan pilihan, sadar ga sadar, di setiap detik dalam hidup kita.

dan list of consequences tadi tersusun dan terus bertambah secara acak namun konsekuen dengan pilihan yang kita buat setiap detik tersebut.

detik anda memilih untuk masih berada di depan komputer daripada keluar sebentar mengambil cemilan, semua ada konsekuensinya.

konsekuensinya bisa terjadi langsung, bisa nanti, bisa berbarengan dengan konsekuensi dari pilihan yang lain, bisa lebih dulu dari pilihan yang telah kita buat lama sekali, yang pasti itu ada di list of consequences.
itu maksudnya tersusun secara acak, tapi konsekuensional.

kompleksnya lagi,
konsekuensi dapat bersifat universal, dan terhubung antar satu dan lainnya (milik orang lain) bak mata rantai.
ingat film benjamin button (ketika si penari tertabrak mobil) ? nah itu maksudnya.

karena rangkaian konsekuensi yang kita jalani dalam hidup tak hanya dari pilihan yang kita buat, tapi juga yang dibuat orang lain somewhere in the universe.
baik itu konsekuensi langsung ataupun tak langsung,
jangka pendek maupun panjang,
entah itu berdampak besar atau tak berarti bagi hidup orang yang terhubung dengan mata rantai konsekuensi dari pilihan orang lain tersebut.

saya contohnya, sedang menjalani konsekuensi tak langsung, jangka panjang, dan cukup berarti bagi hidup saya dari pilihan george soros memborong rupiah.
ada juga orang yang sekedar tak dapat tiket pulang ke jakarta dengan travel tertentu sebagai konsekuensi langsung, jangka pendek, dan tak terlalu berarti dari pilihan orang lain untuk memesan tempat lebih dulu darinya.

tapi bagaimanapun rumitnya kehidupan,
saya tahu pasti bahwa kerumitan tersebut bukan untuk dipusingkan.
melainkan hanya sekedar tahu bahwa itu yang membuat kehidupan menjadi menarik.

karena bagaimanapun rumitnya,
kehidupan hanya memberi kita satu hal untuk dilakukan: menjalaninya.

dan sebenarnya penyesalan itu tidak perlu diada-adakan
karena memang tidak ada yang hilang.
karena kita tidak pernah dan tidak akan pernah memiliki kehidupan yang tertulis berdasarkan pilihan yang tidak kita buat dan list of consequences orang lain.

0 bacaan tambahan:

 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0